Jagung

Panen Jagung dengan maksimal

Herbisida

Herbisida Convey

Paket Convey

Paduan paket Convey dengan product herbisida lainnya agar maksimal

BASF

Pt BASF indonesia mengembangkan herbisida yang unggul

Herbisida Jagung

Convey herbisida yang unggul membasmi gulma

Sunday, 24 May 2015

Perubahan cara lama dengan cara baru dalam pertanian

pertanian di indonesia saat ini dalam pengelolaan persiapan lahan, cara tanam , perlakuan pada perawatan, dan memanen masih banyak yang mengunakan cara konvesional

Tuesday, 7 April 2015

Testimoni





TESTIMONI HERBISIDA CONVEY

link iklan herbisida tanaman jagung lainya

http://fjb.kaskus.co.id/product/54db87060f8b46f9338b4572/jual-herbisida-convey/
http://forum.detik.com/herbisida-convey-t1130136.html
https://www.tokopedia.com/herbisida-jagung/herbisida-tanaman-jagung
http://pusatagro.com/lihatproduk/herbisida-jagung-2361
http://agromaret.com/jual/134003/herbisida_convey

Cara pembelian






Untuk tanaman jagung  lahan 1 hektar membutuhkan 3 paket convey

Harga perpaket  @Rp 175,000  X 3 paket =  Rp 525,000 belum termasuk ongkos kirim 

Berat convey setiap paket 1 kg

Hanya melayani pengiriman melaui darat dan laut , DAKOTA CARGO DAN PANDU LOGISTIK, yang bisa mengirimkan paket dalam bentuk cairan bahan kimia

  • Untuk pengiriman ,bisa mengunakan dakota cargo , dengan harga kirim di hitung 5 kg perkirim ke seluruh wilayah indonesia, 
  • Untuk pengiriman dengan Pandu Logistik , untuk wilayah sumatra minimal 20 kg, dan wilayah kalimantan, minimal 50 Kg untuk wilayah lainnya bisa menghubungi kontak dibawah
  • Untuk pemesanan Silahkan hubungi 
  • Nurdin 
  • No hp :  082220129200
Cara pembayaran Transfer ke no rekening dibawah ini

  • Rekening Bank mandiri 
  • No rekening : 136-00-1059528-5
  • atas nama : Teguh Prihati

Fungsi Herbisida



fungsi herbisida yaitu membunuh tanaman pengganggu atau gulma yang dapat merugikan tanaman jagung. Teknik pengendalian gulma pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti
secara manual, mekanis, teknik budidaya maupun dengan penggunaan bahan kimia
(herbisida). Bahkan penggunaan herbisida ternyata mampu menaikkan produktivitas petani
seperti penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit, waktu pelaksanaan pengendalian gulma
relatif singkat serta biaya yang lebih murah.
Berdasarkan karakteristik herbisida, umumnya dikenal tiga macam saat pengaplikasiannya
yaitu :
1. Herbisida pratumbuh (pre-emergence herbicides), yang diaplikasikan sebelum gulma
     tumbuh;
2. Herbisida pascatumbuh ( post-emergence herbicides), diaplikasikan sesudah gulma tumbuh;
3. Herbisida pascatumbuh awal (earyl post-emergence herbicides), diaplikasikan
    di awal  pertumbuhan biji-biji gulma

Thursday, 5 March 2015

Herbisida non selektif

Sedangkan herbisida yang non selektif adalah herbisida yang
meracuni hampir semua jenis tumbuhan, terutama yang masih hijau, termasuk tanaman
pokoknya. Contohnya bahan aktif Gliposat, sulfosat dan paraquat.

Herbisida selektif

Herbisida selektif

istilah herbisida selektif yaitu herbisida yang mampu mengendalikan gulma sasaran tanpa
meracuni tanaman pokoknya. Contohnya yang berbahan aktif atrazin,  topramezone yang selektif
terhadap tanaman jagung

Gulma



Gulma adalah tanaman pengganggu yang tumbuh diantara tanaman utama. Gulma
mengganggu karena bersaing dengan tanaman utama terhadap kebutuhan unsur hara, air,
cahaya dan ruang tumbuh, sehingga produksi tanaman menjadi tidak optimal. Berdasarkan
morfologinya jenis gulma yang tumbuh diantara tanaman jagung antara lain :
1. jenis gulma golongan berdaun lebar ( broad leaves) seperti : krokot (Portulaca sp),
    bayam     (Amaranthus sp)
2. Jenis gulma golongan rumput (grasses) seperti : rumput grinting (Cynodon dactylon), lulangan
    ( Eluisine indica )
3. Jenis gulma dari golongan teki (Sedges ) seperti : rumput teki (Cyperus rotundus).

Oleh Astri Anto

Arti Herbisida

Herbisida adalah :  senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian tumbuhan "asing" ini 

Cara kerja herbisida

Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti patiasam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.

Tuesday, 17 February 2015

Teknik Pengendalian Gulma pada Tanaman Jagung

Gulma adalah tanaman pengganggu yang tumbuh diantara tanaman utama. Gulma
mengganggu karena bersaing dengan tanaman utama terhadap kebutuhan unsur hara, air,
cahaya dan ruang tumbuh, sehingga produksi tanaman menjadi tidak optimal. Berdasarkan
morfologinya jenis gulma yang tumbuh diantara tanaman jagung antara lain :


  1. Jenis gulma golongan berdaun lebar ( broad leaves) seperti : krokot (Portulaca sp),bayam   (Amaranthus sp)
  2. Jenis gulma golongan rumput ( grasses ) seperti  : rumput grinting ( Cynodon dactylon), lulangan ( Eluisine indica )
  3. Jenis gulma dari golongan teki ( Sedges ) seperti : rumput teki ( Cyperus rotundus )


Teknik pengendalian gulma pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti
secara manual, mekanis, teknik budidaya maupun dengan penggunaan bahan kimia
(herbisida). Bahkan penggunaan herbisida ternyata mampu menaikkan produktivitas petani
seperti penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit, waktu pelaksanaan pengendalian gulma
relatif singkat serta biaya yang lebih murah.
Berdasarkan karakteristik herbisida, umumnya dikenal tiga macam saat pengaplikasiannya
yaitu :

  1. Herbisida pratumbuh (pre-emergence herbicides), yang diaplikasikan sebelum gulma tumbuh;
  2. Herbisida pascatumbuh ( post-emergence herbicides ) diaplikasikan sesudah gulma tumbuh
  3. Herbisida pascatumbuh awal ( earyl post-emergence herbicides ) diaplikasikan di awal pertumbuhan biji-biji gulma
Selain itu dalam penggunaan herbisida, ada istilah herbisida selektif yaitu herbisida yang mampu mengendalikan gulma sasaran tanpa meracuni tanaman pokoknya. Contohnya yang berbahan aktif atrazin, ametrin yang selektif terhadap tanaman jagung. Sedangkan herbisida yang non selektif adalah herbisida yang meracuni hampir semua jenis tumbuhan, terutama yang masih hijau, termasuk tanaman pokoknya. Contohnya bahan aktif Gliposat, sulfosat dan paraquat. Menurut gerakannya pada gulma sasaran, herbisida dibagi menjadi dua yaitu herbisida kontak dimana herbisida ini membunuh jaringan gulma yang terkena langsung oleh herbisida tersebut,seperti paraquat,diquat dan propanil. Sedangkan satu lagi jenis herbisida berdasarkan gerakannya yaitu herbisida sistemik dimana herbisida ini bisa masuk ke dalam jaringan tumbuhan dan ditranslokasikan ke bagian tumbuhan lainnya, seperti 2,4-D dan glifosat. Pemanfaatan pengetahuan tentang teknik aplikasi, herbisida non-selektif bisa digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman jagung, khususnya herbisida kontak seperti paraquat. Teknik pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan teknik direct spray yang menggunakan sungkup atau corong agar tidak mengenai tanaman jagung. Namun dewasa ini telah ada beberapa jenis herbisida yang bisa diaplikasikan langsung keatas tanaman jagung . Herbisida
selektif ini mempunyai bahan aktif campuran atrazin dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal
ametrin yang dapat diaplikasikan pada saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dengan kondisi
tanah yang lembab, dan jagung mempunyai 3-4 helai daun. Keuntungan lainnya herbisida ini
selektif dan tidak meracuni tanaman jagung, dengan dosis 1,5 liter/ha dan volume semprot
400-600 liter per hektar. Penggunaan herbisida selektif pada tanaman jagung memberi keuntungan kepada petani secara ekonomis sekitar Rp. 1.500.000/ha dibandingkan dengan penyiangan secara manual. Sedangkan keuntungan lainnya adalah hemat waktu, tenaga serta hasil panen yang lebih baik
dikarenakan tidak terjadi persaingan kebutuhan unsur hara antara tanaman jagung dengan
gulma.(Astri Anto)

Sumber Litbang Kementrian pertanian  

Monday, 9 February 2015

Petunjuk penggunaan


Petunjuk penggunaan

1.    Siapkan paket convey yang terdiri dari
     a.       1 botol convey 20 ml
     b.      1 botol sunatra ( atrazine ) 375 ml
     c.       1 botol adjuvant ( perekat  campuran ) 250 ml

2.       Masukan kedalam wadah untuk membuat larutan , tuang 1 botol convey , 1 botol sunatra ,1 botol        perekat campuran adjuvant di media ( wadah )  untuk membuat campuran convey,
       kemudian  dicampur dengan air  sebanyak 5 liter, aduk sampai  merata hingga ketiga
       bahan  tersebut tercampur.
       Campuran tersebut bisa di gunakan untuk 5 sampai dengan 7 tangki dengan kapasitas
       tangki 15 – 17 liter
       
3.      Masukan 1 takaran ( gelas ukur ) campuran kedalam tangki semprot kemudian
      tambahkan air bersih
      sesuai  dengan kapasitas tangki 15 – 17 liter

4.       Lakukan penyemprotan dengan volume rendah mengarah ke gulma


Perhitungan pengunaan herbisida convey

Lahan tanaman jagung untuk 1 hektar :

  • setiap paket herbisida convey dihasilkan 5 liter larutan convey yang sudah di campur dengan air.
  • bila digunakan  untuk 7 tangki , ber arti 5 liter larutan convey di bagi sebanyak 7 tangki. 5000 ml / 7 = 715 ml 
  • Bila digunakan untuk 5 tangki, ber arti 5 liter larutan convey  dibagi sebanyak 5 tangki. 5000 ml / 5 = 1000 ml
  • satu paket convey menghasilkan 5 liter  X 7 tangki ( 17 liter ) =  119 liter
  • penggunaan untuk satu hektar  di butuhkan 3 paket convey, dan 15 liter yang sudah dicampur dengan air
  • total seluruh dalam 3 paket convey 119 liter X 3 paket = 357 liter



Friday, 6 February 2015

Jagung

Jagung Memiliki nama latin Zea mays , Nama zea mays sendiri diberi nama oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1939. Berikut ini Klasifikasi Ilmiah dari Jagung



Divisio             :Angiospermae
Kelas               :Monocotyledon klasi
Ordo                :Poales
Famila             :Poaceae/Gramineae
Genus              :Zea

Spesies            :Zea mays

Ada tiga organ vegetatif dari jagung

1. Akar
Jagung memilikki sistem akar serabut (radix adventicia), yaitu akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besarnya dan semuanya keluar dari pangkal batang,akar ini bukan berasal dari calon akar tetapi akar liar yang berbentuk serabut. Akar jagung dapat mencapai kedalaman 8 meter walaupun pada umumnya berada pada kisaran 2 meter. Pada jagung yang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu untuk menyokong/menyangga tegaknya tanaman.

2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, seperti pada sorgum dan tebu. Batangnya beruas-ruas terbungkus oleh pelepah daun yang berasal dari buku-bukunya.Batang jagung termasuk batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga.Batang jagung bulat (teres),licin (leavis), arah tumbuhnya tegak lurus (erectus), dan cara percabangan monopodial.Jagung juga merupakan tumbuhan annual (anuus), yaitu tumbuhan yang umurnya pendek,umurnya kurang dari satu ahun sudah mati  atau paling banyak dapat mencapai umur setahun.
Terdapat juga mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga berbentuk roset. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin

3. daun
Jagung memilikki daun yang sempurna/lengkap karena memilikki helaian daun (lamina),tangkai daun (petiolus),dan upih/pelepah daun (vagina).Bangun daunnya adalah bangun pita (ligulatus), ujung daunya runcing (acutus),batang daunnya seperti memeluk batang, tepi daun rata (integer),permukaan daun ada yang licin (leavis) dan ada yang berambut.Berdasarkan susunan tulang daunnya jagung termasuk bertulang sejajar atau lurus (rectinervis).Stomata pada daun meilikki bentuk halter dan setiap stomata dikelilingi  sel-sel epidermis berbentuk kipas, hal ini untuk menanggulangi defisit air pada sel-sel daun.

Organ Generatif Jagung

A. Bunga (flos)
Bunga pada tumbuhan biasanya digunakan untuk alat perkembangbiakkan pada tumbuhan,demikian juga dengan jagung , jagung memilikki dua jenis bunga (jantan dan betina) yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious).
Bunga betinanya merupakan bunga majemuk tidak terbatas (inflorescentia racemosa) dan bunganya melekat langsung pada ibu tangkainya.Bentuknya berupa tongkol (spadix),seperti bulir,tetapi ibu tangkainya besar,tebal dan sering kali berdaging.Biasanya tongkolnya terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut.Tongkol tumbuh dari buku,diantara batang dan pelepah daun.Rambut ini sebenarnya adalah putik bunga jagung yang memanjang menyerupai rambut. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik
Bunga jantannya juga merupakan bunga majemuk tidak berbatas  (inflorescentia racemosa) dan bunganya tidak melekat langsung pada ibu tangakainya.Bentuk bunganya berupa bulir majemuk dan berbentuk seperti karangan bunga (inflorescence).Serbuk sari berwarna kuning dan berbau khas. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Tanaman jagung memilikki cara penyerbukkan anemofili, penyerbukkan dengan perantara angina.Hal ini sesuai dengan bentuk bunga dari jagung itu sendiri.

B. Buah (fructus)
Buah pada jagung merupakan buah sejati tunggal yang kering yang hanya mengandung satu biji dan biasanya kalau buah ini masak tidak pecah (indehiscens). Buahnya termasuk buah padi (caryopsis),yang memilikki cirri sebagai berikut : buah berdinding tipis mengandung satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji,dan kadang-kadang ada juga yang berlekatan dengan bijinya.Kita juga seringkali tidak dapat membedakan buah dengan bijinya.adi,sebenarnya yang kita sering sebut biji pada jagung sebenarnya adalah buahnya.Buah jagung meilikki daun-daun pelindung bunga betina yang tidak gugur dan yang kita kenal sebagai pembungkus tongkol jagung 


ANATOMI TUMBUHAN
Anatomi pada tumbuhan jagung secara umum sama dengan anatomi tumbuhan monokotil secara umum.
A. Akar
Struktur umum dari bagian luar ke dalam: epidermis (pada akar muda,jika tua digantikan oleh peridermis beruba jaringan gabus),kadang dijumpai hypodermis sebagai derivate epidermis,parenkim korteks,selapis sel endodermis, stele dan berkas pembuluh.



Floem dan xylem pada monokotil terletak tersebar dan floem berada lingkaran luar dari lingkaran xylem dan perkembangan pertumbuhannya tidak berkembang hingga ke tengah-tengah lingkaran pusat akar sehingga pada lingkaran pusat dijumpai parenkim empulur..

B.Batang




Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata,system jaringan dasar berupa korteks dan empulur,dan jaringan pengangkut (xylem dan floem).Untuk jaringan pengangkut tersusun dalam berkas-berkas dan tersebar di seluruh permukaan batang.Di antara berkas-berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim. Daerah parenkim kortek banyak ditemukan variasi sel parenkim baik sebagai parenkim penimbun, sel batu ataupun parenkim kelenjar. Sel dan kelenjar minyak, sel dan ruang lendir, benda-benda ergastik banyak ditemukan di daerah kortek ini. Sel sklerenkim (serabut) dan selsklereida (sel batu) .



C. Daun
Secara garis besar daun selalu terdiri dari  jaringanepidermis(1), daging daun (mesofil(2)) dan berkas pengangkut(3). Epidermis daun memiliki banyak variasi bentuk dan derivatnya. Pada kenampakan melintang, sel epidermis daun yang terletak paling luar dilapisi oleh selapis kutikula. Mesofil daun yang terdiri  dari  sel-sel parenkim, pada tumbuhan monokotil tidak dijumpai adanya differensiasi spons parenkim dan parenkim palisade seperti halnya pada daun tumbuhan dikotil. Pada parenkim mesofil banyak ditemukan variasi sel parenkim seperti misalnya: sel minyak dan sel lendir, demikian pula banyak ditemukan ergastik sel. Pada kebanyakan ibu tulang daun, berkas pengangkut masih mengikuti tipe berkas pengangkut batangnya.Xilem dan floem terdapat pada tulang daun.

D. Kandungan Kimia

Rambut/tongkol muda: Saponin, zat samak , flavon, minyak atsiri, minyak lemak, alantoin, dan zat pahit.
Bunga                          : Stigmasterol



FISIOLOGI TUMBUHAN 
a. Fotosintesis
Poaceae biasanya tumbuh di daerah yang intensitas sinar mataharinya tinggi (panas dan matahari terik) sehingga akan banyak stomata yang dimilikki menjadi menutup.Sehingga tumbuhan akan memfiksasi oksigen lebih besar daripada karbondioksida dan menghasilkan senyawa organic 2-C pada akhir siklus bukan PGA (3-C) sehingga tidak menghasilkan glukosa.Oleh karena itu tumbuhan mengalami adaptasi fisiologi dengan membentuk senyawa berkarbon-empat  sebelum masuk ke siklus Calvin sehingga dapat membentuk glukosa.
Jagung merupakan salah satu tanaman yang mengalami adaptasi fisiologi ini sehingga disebut juga dengan tanaman C4.Adaptasi ini dibagi menjadi 2 cara yaitu:
(1). Membentuk senyawa antara 4-C pada sel yang berbeda sebelum masuk ke siklus C3/Calvin.
(2). Menbentuk senyawa antara 4-C yang disimpan pada vakuola pada malam hari yang pada siang harinya digunakan untuk siklus Calvin

Mekanisme fotosintesisnya:
Masuknya karbondioksida ke dalam senyawa organik dalam mesofil(suhu optimum penyerapan karbondioksida antara 28-30 °C.Pada fosfoenolpiruvat (PEP) ditambah karbondioksida dengan bantuan enzim PEP karboksilase untuk membentuk produk berkarbon empat yaitu oksaloasetat.Karena PEP karboksilase memilikki afnitas yang lebih tinggi dari karbondioksida sehingga dapat memfiksasi karbondioksida secara efisien dan tidak terpengaruh oleh hari yang panas dan kering.Setelah memfiksasi karbondiosida ,sel mesofil mengirim keluar produk berkarbon empatnya ke sel sarung mestom melalui plasmodesmata.Kemudian senya berkarbon-empat melepaskan karbondioksida yang diasimilasi ulang ke dalam materi organik oleh rubisko dan siklus Calvin yang kemudian hasil akhirnya adalah glukosa.
b. Respirasi
Respirasi pada jagung hamper sama dengan tumbuhan lain pada umunya.Respirasi bertujuan untuk  mendapatkan energi dari bahan-bahan organik melalui proses pemecahan gula.
Tahap-tahap dalam respirasi:
1.       Glikolisis
2.       Grooming phase
3.       Siklus Krebs
4.       Fosforilasi oksidatif dan etc.
Faktor-faktor yang dapAt  mepengaruhi laju respirasi: ketersediaan jumlah dan jenis substrat,ketersediaan oksigen sebagai sumber energi yang akan digunakan oleh mitokondria dalam lintasa electron untuk membentuk ATP.

KANDUNGAN GIZI
Kandungan Zat Gizi  (Tiap 100 gr bahan)
No
Zat Gizi
Jagung Biasa
Jagung manis
1.
Energi (cal)
129
96.0
2.
Protein (gr)
4,1
3,5
3.
Lemak (gr)
1.3
1.0
4.
Karbohidrat (gr)
30.3
22.8
5.
Kalsium (mg)
5.0
3.0
6.
Fosfor (mg)
108.0
111
7.
Besi (mg)
1.1
0.7
8.
Vitamin A (SI)
117.0
400
9.
Vitamin B (mg)
0.18
0.15
10.
Vitamin C (mg)
9.0
12.0
11.
Air (gr)
63.5
72.7

SIKLUS JAGUNG



Keterangan:
Jagung merupakan tanaman mokotil.Tanaman vegetatif mewakili generasi sporofita diploid.Meiosis terjadi pada bunga jantan diwakili oleh tassels dan bunga betina oleh ears.Mikrospora haploid (spora jantan) berkembang menjadi serbuk sari dan megaspore haploid (spora betina) membelah secara mitosis membentuk megagametofita.Telur dibentuk di dalam megagametofita.Penyerbukkan mengarah kepembentukkan buluh serbu sari yang berisi dua sel sperma (mikrogametofita).Terakhir, hasil penyerbukkan ganda membentuk zigot diploid, tahap pertama terbentuk generasi baru sporofit dan tahap akhir sel endosperma triploid
Sumber:
http://www.idionline.org/_05_infodk_obattrad8.htm