Gulma adalah tanaman pengganggu yang tumbuh diantara tanaman utama. Gulma
mengganggu karena bersaing dengan tanaman utama terhadap kebutuhan unsur hara, air,
cahaya dan ruang tumbuh, sehingga produksi tanaman menjadi tidak optimal. Berdasarkan
morfologinya jenis gulma yang tumbuh diantara tanaman jagung antara lain :
Teknik pengendalian gulma pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti
secara manual, mekanis, teknik budidaya maupun dengan penggunaan bahan kimia
(herbisida). Bahkan penggunaan herbisida ternyata mampu menaikkan produktivitas petani
seperti penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit, waktu pelaksanaan pengendalian gulma
relatif singkat serta biaya yang lebih murah.
Berdasarkan karakteristik herbisida, umumnya dikenal tiga macam saat pengaplikasiannya
yaitu :
selektif ini mempunyai bahan aktif campuran atrazin dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal
ametrin yang dapat diaplikasikan pada saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dengan kondisi
tanah yang lembab, dan jagung mempunyai 3-4 helai daun. Keuntungan lainnya herbisida ini
selektif dan tidak meracuni tanaman jagung, dengan dosis 1,5 liter/ha dan volume semprot
400-600 liter per hektar. Penggunaan herbisida selektif pada tanaman jagung memberi keuntungan kepada petani secara ekonomis sekitar Rp. 1.500.000/ha dibandingkan dengan penyiangan secara manual. Sedangkan keuntungan lainnya adalah hemat waktu, tenaga serta hasil panen yang lebih baik
dikarenakan tidak terjadi persaingan kebutuhan unsur hara antara tanaman jagung dengan
gulma.(Astri Anto)
Sumber Litbang Kementrian pertanian
mengganggu karena bersaing dengan tanaman utama terhadap kebutuhan unsur hara, air,
cahaya dan ruang tumbuh, sehingga produksi tanaman menjadi tidak optimal. Berdasarkan
morfologinya jenis gulma yang tumbuh diantara tanaman jagung antara lain :
- Jenis gulma golongan berdaun lebar ( broad leaves) seperti : krokot (Portulaca sp),bayam (Amaranthus sp)
- Jenis gulma golongan rumput ( grasses ) seperti : rumput grinting ( Cynodon dactylon), lulangan ( Eluisine indica )
- Jenis gulma dari golongan teki ( Sedges ) seperti : rumput teki ( Cyperus rotundus )
Teknik pengendalian gulma pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti
secara manual, mekanis, teknik budidaya maupun dengan penggunaan bahan kimia
(herbisida). Bahkan penggunaan herbisida ternyata mampu menaikkan produktivitas petani
seperti penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit, waktu pelaksanaan pengendalian gulma
relatif singkat serta biaya yang lebih murah.
Berdasarkan karakteristik herbisida, umumnya dikenal tiga macam saat pengaplikasiannya
yaitu :
- Herbisida pratumbuh (pre-emergence herbicides), yang diaplikasikan sebelum gulma tumbuh;
- Herbisida pascatumbuh ( post-emergence herbicides ) diaplikasikan sesudah gulma tumbuh
- Herbisida pascatumbuh awal ( earyl post-emergence herbicides ) diaplikasikan di awal pertumbuhan biji-biji gulma
selektif ini mempunyai bahan aktif campuran atrazin dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal
ametrin yang dapat diaplikasikan pada saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dengan kondisi
tanah yang lembab, dan jagung mempunyai 3-4 helai daun. Keuntungan lainnya herbisida ini
selektif dan tidak meracuni tanaman jagung, dengan dosis 1,5 liter/ha dan volume semprot
400-600 liter per hektar. Penggunaan herbisida selektif pada tanaman jagung memberi keuntungan kepada petani secara ekonomis sekitar Rp. 1.500.000/ha dibandingkan dengan penyiangan secara manual. Sedangkan keuntungan lainnya adalah hemat waktu, tenaga serta hasil panen yang lebih baik
dikarenakan tidak terjadi persaingan kebutuhan unsur hara antara tanaman jagung dengan
gulma.(Astri Anto)
Sumber Litbang Kementrian pertanian